Kamis, 31 Mei 2018

Suara Hati si Duyung dan Teman-Teman

Bagaimana jika suatu hari tempatmu mencari makan, tempatmu membesarkan bayi-bayi, serta tempat bertemu saudaramu perlahan rusak, pelan-pelan sumber makanan tak ada di sana, bahkan tempat yang bernama padang lamun itu tak bisa kamu temui lagi? Sedih bukan? Dan, pelan-pelan kami akan musnah dari perairan!

Sumber gambar: @dscpindonesia

Begitulah lamunan penghuni padang lamun seperti ikan duyung, dugong, kerang, ikan baronang, bintang laut, kepiting rajunan, dan lainnya. Kelangsungan hidup mereka sangat tergantung pada hamparan tanaman berbunga yang tumbuh di perairan laut dangkal. Satu-satunya tanaman berbunga dan bisa beradaptasi dengan baik di air laut adalah lamun. Hamparan lamun di sepanjang pinggir perairan laut dangkal ini bernama padang lamun. Pada padang lamun inilah bayi dugong dan teman-temannya memulai kehidupannya. Mereka diasuh dan dibesarkan ibunya di sana sampai usia mereka siap bertarung di laut lepas.

Sampai kapan manusia-manusia berhenti menangkap ikan dengan bom atau sianida? 
Apakah mereka tidak paham itu bisa merusak rumah kita? 
Seekor penyu hijau bertanya pada teman-temannya. Namun, tak terdengar sahutan. Hening. Penyu hijau dan teman-temannya terpekur di antara lamun yang bergerak lembut. Mereka memandangi air laut yang nampak kotor. Penyu hijau dan teman-temannya tidak sempat merasakan berenang di jernihnya air padang lamun. Nenek mereka bercerita, dahulu kala, air padang lamun sangat jernih dan segar rasanya. Yaitu, kala air di sepanjang hamparan padang lamun bebas dari zat berbahaya.

Satu persatu terumbu karang mati oleh limbah industri. Itu tempat kita sembunyi dari mara bahaya. Tempat bermain petak umpet saat ibu mencari makanan untuk kita.
Seekor ikan baronang mengomel mengeluarkan gelembung air. Dia berenang lesu. Terumbu karang cantik warna warni yang pernah diceritakan Ibu telah berubah kisah pilu. Terumbu-terumbu karang itu jumlahnya makin sedikit. Mereka sengaja diambil oleh tangan-tangan jahil atau perlahan mati oleh limbah industri.

Ayo kita lomba berenang sampai ke mangrove. 
Siapa yang menang, dapat jatah makanan paling banyak!
Seru kepiting rajunan pada teman-temannya. Lagi-lagi hening. Sunyi beberapa saat lamanya. Hanya terdengar kerisik dedaun mangrove yang bergerak tipis tersapu angin.
"Aku bukan tidak mau berenang ke sana. Tapi, melewati padang lamun yang tanamannya kurang sehat serta airnya kotor, aku ragu pulang dari sana badanku sakit semua. Kawasan itu sudah tidak sehat bagi kita," seekor kepiting rajunan menggerak-gerakkan capitnya.

Tanpa mereka sadari, seekor duyung menangkap pembicaraan teman-temannya. Ada desir pilu menyeruak perasaanya. Teman-teman itu benar. Padang lamun yang dulu tempat istimewa baginya dan teman-temannya, kini perlahan sirna oleh perbuatan manusia. Akan tetapi, tidak semua makhluk bernama manusia seperti itu. Si duyung mencoba mengingat-ingat...

Adalah Dugong and Seagrass Conservation Project (DSCP) Indonesia yang terus berupaya mengembalikan fungsi padang lamun. Padang lamun yang mampu menahan pantai dari gelombang dan ombak terus diupayakan kelestariannya. Padang lamun yang mampu mengurangi laju perubahan iklim dengan menyerap emisi karbondioksida terus diusahakan keberadaanya. Melalui sejumlah lokakarya, DSCP Indonesia menyampaikan pentingnya menjaga kelestarian padang lamun. Pencemaran oleh limbah rumah tangga, pertanian, dan industri yang bisa merusak padang lamun harus dicegah. DSCP Indonesia terus mengajak semua kalangan untuk bersama-sama menumbuhkan dan menjaga kelestarian padang lamun. Padang lamun tidak hanya berguna bagi ikan-ikan dan habitanya, padang lamun sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Bukankah manusia membutuhkan makanan bergizi, yaitu ikan berprotein tinggi, di mana padang lamun sebagai habitat awal untuk bertumbuh?

Baiknya kita pindah saja ke padang lamun yang masih sehat, di sini kita hanya menunggu waktu untuk sakit. Sayangnya, padang lamun sehat tempatnya jauh dari sini.
Keluh si dugong sambil malas-malasan berenang. Namun, saat sedang melamun panjang, terdengar percakapan sejumlah manusia dari atas perahu.

"Lamun itu satu-satunya tenaman yang berbunga dan berbuah di dalam laut. Mulai produksi serbuk sari, penyerbukan, serta pembuahan dilakukan di dalam air laut. Akar-akarnya kuat mencengkeram ke dasar laut. Kita harus melakukan transplantasi lamun. Segera kita ciptakan areal padang lamun yang baru. Kasihan ikan-ikan dan penghuni padang lamun ini."

"Siap, Pak!" sahut manusia lainnya.

"Lakukan perbaikan pada padang lamun yang kurang sehat. Kerahkan semua pihak terkait untuk bersama-sama mengatasi padang lamun yang mau mati ini."

"Siap, Pak!"

Mendengar pembicaran itu, si dugong segera berlari memanggil teman-temannya. Sebentar saja penghuni padang lamun berkumpul. Si dugong menceritakan apa yang baru saja didengarnya pada teman-temannya. Seketika, semua membayangkan, sebentar lagi mereka punya rumah baru yang sehat, yang airnya jernih dengan terumbu karang cantik betebaran. Sungguh mereka tak sabar ingin memiliki rumah baru. Padang lamun baru.

Karya D. Alindi

"Baiklah, mari kita goyang dugong daripada bengong!" ajak si dugong diikuti teman-temannya yang langsung berjoget asyik.

#duyungmelamun

 






Kamis, 24 Mei 2018

Kafe Kolong Jembatan Jember: Dari Jijik Jadi Asyik!

Apa yang telintas di benak Anda jika mendengar kata 'kolong jembatan'? Pasti terbayang keadaan kumuh, jorok, kotor, bau, dan lainnya. Anda tidak salah! Sebab memang seperti itulah kondisi umum sebuah kolong jembatan.

Begitu pula kondisi kolong jembatan di bawah jembatan sungai Bedadung, Jalan Mastrip, Jember, sebelum disulap. Kolong jembatan tersebut gelap, kotor, dan sepi. Lokasi tersebut kerap digunakan sebagai tempat mabuk, judi, maupun perbuatan terlarang lainnya. Tidak mengherankan jika masyarakat sekitar cenderung menjauhi termpat tersebut.

Kolong Jembatan Sebelum Disulap Menjadi Kafe. Sumber Gambar: https://kanalwisata.com


Akan tetapi, sejak tahun 2012, kolong jembatan tersebut telah menjadi salah satu destinasi wisata Jember. Seorang laki-laki bernama Johanes Kris Astono telah menggagas kolong jembatan kumuh tersebut menjadi sebuah kafe unik. Kolong jembatan yang semula kotor dan sepi, kini menjadi kafe cantik dan selalu dipadati pengunjung.

Dua Kolong Jembatan
Terdapat dua kolong di kafe kolong jembatan ini. Satu kolong terdapat panggung mini untuk pertunjukan musik. Satu kolong lagi sebagai tempat santai. Kursi-kursi diatur sepanjang dinding kolong, pada bagian tengahnya dibiarkan kosong sebagai tempat jalan bagi pengunjung. Penerangan cukup memadai, menjadikan suasana kafe kolong jembatan nampak cantik dan genit di malam hari.

Kafe Kolong Jembatan di Malam Hari. Sumber gambar: https://travel.kompas.com

Menu Kafe Kolong Jembatan
Kafe kolong jembatan ini buka mulai pukul 18.00-02.00 wib. Pengunjung bisa memesan aneka makanan serta minuman. Kentang rasa, lumpia, dan lain-lain bisa dipesan di sana, juga kopi asli dari berbagai daerah diolah dengan racikan sendiri ala kafe kolong jembatan. Bagi yang tidak menyukai kopi, bisa memilih susu sapi murni, kapulaga, teh hijau, atau air mineral. Selain menikmati sajian menu kafe, pengunjung juga dimanjakan oleh alunan musik di kafe kolong jembatan. Benar-benar membuat suasana kafe kolong jembatan semakin syahdu.

Di awal dibangunnya kafe kolong jembatan, pengunjung terbatas dari kota Jember. Sekarang, pengunjung dari luar kota kerap mampir ke kafe kolong jembatan. Keberadaan kafe kolong jembatan ini tentu membuat kota Jember makin rame.


Tip Menghindari Masuk Angin Saat Berkunjung di Kafe Kolong Jembatan
Walaupun menghabiskan malam di kafe kolong jembatan adalah sebuah kenikmatan tersendiri, ada hal yang harus diperhatikan, khususnya bagi yang tidak terbiasa begadang.

  • Usahakan tidur siang sebelum jadwal ke kafe kolong jembatan. Ini untuk menghindari kurang tidur. Tidur cukup di siang hari, tubuh tetap segar saat begadang.
  • Untuk yang tidak suka kopi, pilih alternatif minuman yang disediakan. Tidak terbiasa minum kopi lalu memaksa minum kopi bisa menyebabkan mual dan pusing.
  • Kenakan pakaian hangat atau sediakan jaket jika diperlukan. Berada di ruangan terbuka dan menyatu dengan alam, tubuh perlu perlindungan supaya terhindar dari bahaya buruk udara malam.
  • Jangan selalu duduk. Jika mulai terasa penat, berdiri dan berjalanlah di lorong jembatan. Ini membantu mengembalikan tubuh lebih segar.
  • Ketika rasa kantuk melanda dan tidak bisa ditahan, penuhi keinginan tubuh untuk beristirahat.
Sungguh, semua patut angkat jempol atas ide cemerlang putra daerah tersebut yang telah mengubah tempat menjijikan menjadi kawasan asyik yang dirindukan. Selamat menikmati romansa indah di kafe kolong jembatan jalan Mastrip,, Jember, suatu ketika.

#destinasiwisatajember
#Jembermakinrame

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Taman Botani Sukorambi dan Blogger Jember Sueger. 



Belajar Herbalis di Taman Botani Sukorambi Jember

Siapa menyangka jika sebuah tambak kecil di desa Sukorambi, Jember, Jawa Timur, kini menjadi destinasi wisata Jember yang amat menawan?

Koleksi fauna di Taman Botani Sukorambi. Sumber gambar: www.jejaksandal.com


Adalah Bapak H. Abdul Kahar Muzakir yang ingin mengisi kesibukan di masapurna tugas sebagai Bupati Jember. Bermodal dana pensiun, beliau membeli sebuah tanah di desa Sukorambi untuk kemudian dimanfaatkan sebagai tambak ikan. Melihat tambak ikan tersebut cukup produktif dan berada di kawasan persawahan yang indah, maka Bapak H. Abdul Kahar Muzakir berkeinginan menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat rekreasi milik pribadi. Akan tetapi, sejumlah rekan sejawat beliau menyarankan agar tempat tersebut dijadikan kawasan wisata alam di Jember.

Berbekal sumbangsih pendapat teman sejawat dan perenungan pribadi, maka pada tahun 2006 dimulailah pembangunan tempat wisata di jalan Mujahir Sukorambi, Jember, Jawa Timur. Berkat ridha Allah SWT dan ikhtiar semua pihak terkait, tanggal 24 Februari 2007 diresmikan tempat rekreasi Taman Botani Sukorambi.

Fasilitas Taman Botani Sukorambi
Taman Botani Sukorambi yang berkonsep rekreasi sambil belajar ini memiliki sejumlah fasilitas, yaitu:

  1. Lahan parkir luas
  2. Air kolam renang dari sumber mata air
  3. Akses ke lokasi bawah
  4. Pondok rapat gaharu
  5. Area barbeque outdoor
  6. Horti hut
  7. Pondok seni
  8. Aneka gazebo
  9. Restaurant
  10. Area outbound
  11. Wifi
  12. Golf cart
  13. Villa botani
  14. Panggung untuk musik
  15. Kamar mandi VIP
  16. Kamar mandi difable
Sarana Rekreasi dan Belajar
Dengan fasilitas lengkap di atas tidak mengherankan jika Taman Botani Sukorambi cocok untuk semua kalangan. Sejumlah lembaga pendidikan, instansi pemerintah maupun swasta, komunitas tertentu, perorangan, dan lainnya kerap menjadikan Taman Botani Sukorambi sebagai tujuan wisata.

Sebagai sarana rekreasi, tempat yang menjadikan Jember makin rame ini menyuguhkan rumah pohon, flying fox jungle, flying fox tombro, aneka permainan outbond, kolam renang khusus muslimah, kolam renang dewasa, kolam renang remaja, kolam renang anak, kolam renang pelangi 1, kolam renang pelangi 2, permainan air, pondok baca, serta arena berkuda.

Sedangkan sebagai sarana belajar, terdapat koleksi 500 jenis flora dan fauna, Bunny and friend village, aneka koleksi hewan hias, aneka koleksi hewan dilindungi, dan pembenihan ikan koi dan lobster air tawar sebagai tempat untuk belajar langsung.

Belajar Tanaman Herbal di Taman Botani Sukorambi
Dari sekian arena yang ada, spot koleksi 500 jenis flora dan fauna paling menarik bagi saya. Sebagai penyuka herbal, saya sangat bersyukur. Saya membayangkan, suatu hari nanti mucul herbalis-herbalis muda yang dilahirkan dari Taman Botani Sukorambi. Sebab bicara tentang herbal yang terlintas di benak adalah orang tua zaman kuno. Alangkah indahnya negeri ini jika kelak dipenuhi para herbalis muda yang sangat berkompeten di bidangnya.

Nenek moyang dulu tidak mengenal obat kimia. Mereka selalu memanfaatkan tanaman di sekitar untuk menjaga kesehatan dan mengobati bagian tubuh yang sakit. Bumi pertiwi ini kaya akan jenis tumbuhan berkhasiat yang sebagian telah tersedia di Taman Botani Sukorambi. Sebut saja, tanaman jati belanda, bunga wijaya kusuma, mengkudu, buah pepaya, daun mangkuk, daun beluntas, suruhan, bunga pagoda, bunga matahari, dan masih banyak lagi. Tanaman obat pada koleksi flora tidak hanya berasal dari dalam negeri, melainkan juga dari luar negeri.

Mengenal Sifat Herbal di Taman Botani Sukorambi
Seorang herbalis harus mampu mengenal sifat herbal. Paham sifat herbal akan memudahkan dalam menentukan herbal tepat untuk mengobati penyakit. Terdapat empat sifat herbal, yaitu:
  • Herbal pahit (sambiloto, brotowali, bunga pepaya, dan lain-lain)
  • Herbal manis (alang-alang, pegagan, madu, dan lain-lain)
  • Herbal kelat atau sepat (secang, teh, salak, dan lain-lain)
  • Herbal aromatik atau herba panas (jahe, kayu manis, kurma, dan lain-lain)
Ke-empat sifat herbal di atas terdapat pada koleksi flora di Taman Botani Sukorambi. Setiap sifat herbal punya  manfaat dan khasiat masing-masing untuk menjaga kesehatan dan mengobati penyakit.

Salah satu koleksi flora di Taman Botani Sukorambi. Sumber gambar: www.tulisannurulfadilah.wordpress.com


Mengenal Sifat Penyakit
Selain belajar mengenal sifat herbal, seorang herbalis harus mengenal sifat asal penyakit. Seperti sifat herbal, terdapat empat sifat asal penyakit, yaitu:
  • Panas-kering. Penyakit yang berhubungan dengan jantung dan paru-paru. Herbal yang bersifat panas-kering adalah herbal yang bersifat aromatik.
  • Dingin (sejuk)-kering. Penyakit yang bersumber dari darah. Herbal yang bersifat dingin-kering adalah herbal yang bersifat kelat.
  • Dingin (sejuk)-basah. Penyakit yang berhubungan dengan radang dan organ ginjal. Herbal yang bersifat dingin-basah adalah herbal yang bersifat manis.
  • Panas-basah (lembap). Penyakit yang terjadi pada usus, hati, limpa. Herbal yang bersifat panas-basah adalah herbal yang bersifat pahit.

Setelah mengetahui sifat herbal dan sifat penyakit, bagaimana mengobati penyakit?
Penyakit muncul jika terjadi ketidakseimbangan sifat tersebut dalam tubuh, sehingga sifat panas, kering, sejuk, dan lembab harus diseimbangkan. Caranya dengan mengonsumsi herbal yang berlawanan sifat dengan penyakitnya.
  • Penyakit panas-kering, konsumsi herba manis
  • Penyakit dingin-kering, konsumsi herba pahit
  • Penyakit dingin-basah, komsumsi herba aromatik
  • Penyakit panas-basah, konsumi herbal kelat
Dengan tersedianya koleksi ratusan tanaman herbal di salah satu spot Taman Botani Sukorambi, para pengunjung bisa lebih mudah belajar dunia herbal. Pengunjung tidak hanya mencatat jenis tanaman herbal untuk pengobatan penyakit tertentu, tapi juga bisa melihat dan menyentuh langsung bentuk rupa tanaman herbal di sana. 

Bukan hanya itu! Pengunjung juga bisa membawa pulang tanaman herbal yang diinginkan, tentunya dengan mengganti sejumlah rupiah. Tempat wisata yang setiap hari buka pukul 07.00-16.00 wib kecuali hari Jumat libur ini benar-benar menjadikan kota Jember makin rame. Masyarakat Indonesia khususnya warga Jember, Jawa Timur, patut bersyukur dan berbangga atas berdirinya Taman Botani Sukorambi.

Sumber tulisan:
http://tamanbotanisukorambi.com
Santi Yuliantini. 2016. Asyiknya Menjadi Herbalis Cilik. Jogjakarta: Tiga Ananda.

#destinasiwisataJember
#Jembermakinrame

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Taman Botani Sukorambi dan Blogger Jember Sueger.




















Selasa, 22 Mei 2018

Menjadi Hamba yang Pandai Bersyukur


Bersyukur di tiap keadaan, agar bertambah nikmat Allah untuk kita.

    


            Sebut saja namanya, Yanti, pelajar SMU kelas X di kota N tidak pernah memilih peran sebagai gadis cadel. Ia tidak ingin menjadi bahan ejekan setiap bicara di kelas, kantin, atau halaman sekolah. Namun jika takdir menggariskan Yanti sebagai gadis yang bicaranya kurang jelas, terkesan seperti balita belajar mengeja kata, siapa yang sanggup menolak? 

            “Aku malu, tiap bicala semua teltawa, hiks...” isak Yanti pada pundak Siti, teman sebangkunya.
            “Sudahlah, biarin saja, toh nilai kamu selalu tinggi di kelas,” hibur Siti.
            Yanti mengangguk. “Iya, tapi meleka teltawa teyus dengal sualaku.”
            “Sudahlah...” Siti kembali menghibur kali ini sambil makan tahu goreng pemberianYanti. “Makasih, tahumu empuk dan gurih.”

            Putaran waktu berlalu. Yanti ingin melanjutkan kuliah namun apa daya, orang tuanya minta Yanti bekerja satu atau dua tahun dulu, setelah itu baru kuliah. Keterbatasan biaya menjadi kendala untuk orang tua Yanti yang memiliki lima orang anak. Yanti anak pertama.

Dengan penuh rasa syukur, Yanti turuti keinginan orang tuanya. Ia kemudian membantu orang tuanya mengurus usaha pembuatan tahu di kampungnya. Nilai matematika Yanti yang selalu menonjol selama sekolah terlihat di sini. Yanti begitu pintar mengitung rugi laba usaha tahu milik orang tuanya. Bahkan Yanti bisa memberi masukan pada orang tuanya cara menghemat biaya agar laba lebih banyak didapat tanpa mengurangi kualitas tahu.

            Dua tahun setelah terjun di pembuatan tahu, Yanti mendapat kepercayaan mengelola usaha tahu yang sengaja disiapkan orang tuanya untuk Yanti. Yanti menurut. Tak sedikit pun ia berani membantah. Toh keinginan orang tuanya bukan sesuatu yang melanggar nilai agama.

Dua belas bulan Yanti mengelola usaha tahu, nama tahu ‘Yan’ sangat terkenal di daerahnya bahkan hingga keluar kota. Nasib baik Yanti masih berlanjut. Ia kemudian diperistri seorang pengusaha yang sangat tertarik pada keuletan Yanti dalam berbisnis. Yanti bahagia dan bersyukur atas skenario langit yang ditujukan padanya.
***
Kisah Yanti di atas mengingatkan saya pada nasihat almarhumah Ibu untuk ketiga anaknya. Teman-teman barangkali juga pernah mendengar ucapan orang tua yang kurang lebih seperti ini, ucapan orang tua untuk anaknya itu malati atau akan terbukti. Maksudnya, bahwa setiap kalimat orang tua untuk putra putrinya langsung tertulis di buku catatan Malaikat, dan hak Allah untuk  mengabulkan atau menggantinya dengan sesuatu menurut kehendakNya. Jika ucapan orang tua untuk anaknya adalah kebaikan, alhamdulillah, sebab cepat atau lambat kebaikan sebagaimana yang terucap dari mulut orang tua akan terwujud. Pun sebaliknya, jika ucapan itu mengandung celaka, sebagai anak maka tentu harus segera istighfar dan memohon maaf pada orang tua. Bisa jadi kalimat tersebut keluar oleh beratnya perasaan orang tua menahan marah atau hilangnya kesabaran orang tua melihat kelakuan anaknya.

Sikap Yanti menghadapi keputusan orang tuanya untuk menunda kuliah diterimanya dengan penuh rasa syukur. Walaupun bekerja di perusahaan tahu bukanlah cita-citanya, Yanti tetap melakukan pekerjaan penuh rasa syukur dan tanggung jawab. 

Sikap Yanti tersebut mengingatkan kita pada firman Allah. Kami telah mengaruniakan hikmat kebijaksaan kepada Luqman: “Bersyukurlah kepada Allah! Sebab barangsiapa yang bersyukur, berarti ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang tidak bersyukur maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dan terpuji.” (Al-Luqman: 12)

Ayat di atas menjelaskan bahwa efek bersyukur atas nikmat-nikmat Allah akan kembali pada hambaNya. Allah akan menambah nikmat jika hambaNya pandai bersyukur dan seandainya terdapat hamba Allah yang tidak bersyukur maka Allah tetap Maha Kaya dan terpuji. Subhanaallah.

Janji Allah bahwa jika hambaNya bersyukur maka akan mendapat nikmat lainnya terlihat pada keberhasilan Yanti dalam mengurus perusahaan tahu. Ia tidak menduga jika niatnya membantu orang tua akan mengantarkan dirinya menjadi pengusaha tahu dan disunting seorang pengusaha. Yanti yang cadel, yang selalu menjadi bahan tawaan teman-teman sekolah, tak lagi mempermasalahkan kekurangannya. Sebab menurutnya, nikmat Allah jauh lebih besar dibandingkan kelemahannya itu.

Bersyukur pada apapun yang kita miliki akan mengundang nikmat Allah lainnya. Bersyukur tinggal di kampung jauh dari gemerlap kota, maka Allah memberi nikmat udara segar melimpah ruah. Coba kalau harus membayar biaya udara segar jauh polusi setiap hari, sudah berapa duit melayang. Bisa-bisa nasib dompet seperti bawang merah, yang jika dibuka langsung ingin menyeka air mata. Duh, melas. Bersyukur belum punya gadget terbaru seperti milik teman, coba kalau punya hape seharga tujuh juta rupiah terus pas jalan-jalan di mall, teman-teman minta ditraktir minum. Masak iya mau menggiring mereka keluar, lalu beli es teh saja di pinggir trotoar. Bersyukur kalau ke sekolah naik angkot atau nebeng teman atau diantar Bang Ojek walaupun maksud hati bisa naik kendaraan pribadi. Tapi itu berarti harus bangun dan berangkat pagi-pagi, jika tidak ingin terlambat sekolah terlebih yang bertempat tiinggal di kota besar penuh kemacetan.

Dari contoh di atas, bisa dipahami bahwa ternyata banyak cara bersyukur atas seluruh nikmat yang diberikan Allah untuk hambaNya. Kita harus pandai mensyukuri nikmat yang diberikan gratis olehNya. Terbayang tidak, seandainya kita harus membayar biaya bernapas setiap hari, atau tidak usah sehari. Satu jam saja. Misalnya, tarif bernapas lega tanpa oksigen sekarang Rp10,000,00 per jam. Naik 20% dari bulan kemarin karena saat ini polusi udara merebak di mana-mana. Coba teman-teman itung, berapa total tagihan untuk bernapas sehari? Yup, totalnya Rp240.000,00 sehari. Itu satu orang. Kalau seisi rumah lima orang? Berapa total tagihan seminggu? Satu bulan? Satu tahun? 

Apakah hanya nikmat yang bersifat materi saja yang harus disyukuri? Yang untuk mendapatkannya harus dengan rupiah? Yang untuk memilikinya harus bersusah payah? Tidak!
Yuk kita merenung sebentar. Apakah untuk memiliki Ibu dan Ayah, Emak dan Bapak, Mama dan Papa, Mami dan Papi, Mommy and Daddy sekarang ini, teman-teman harus memesan khusus pada Allah SWT? (Eh tau gak sih, ajib dech punya nyokap bokap baik, penyayang, keren. Dulu kan emang gue udah order ama Allah sebelum ortu lahir ke dunia). Tentu tidak seperti itu cara kedua orang tua berada di bumi ini. Mereka ada atas kehendakNya lalu ditakdirkanlah sebagai perantara teman-teman lahir di dunia. Lewat kemurahan Allah teman-teman punya orang tua yang penyayang dan penuh kasih; yang tidak tidur sepanjang malam setiap buah hatinya sakit, yang tidak berhenti bekerja sebab anaknya minta baju lebaran, yang harus menjual sebagian harta demi sekolah anak, yang rela kulitnya terbakar matahari di tengah sawah untuk cita-cita anak, dan masih banyak bentuk kasih sayang orang tua pada anaknya. Tidak dipungkiri ada sebagian orang tua tega berbuat jahat kepada anaknya dan itupun atas kehendak Allah yang hanya Ia yang tahu maksudnya sebab pada dasarnya semua orang tua sangat menyayangi anaknya.

Lalu, sudahkah kita bersyukur atas nikmat ini? Sudahkah kita bersyukur memiliki saudara kandung; adik, kakak, yang keberadaan mereka walau sering menyebalkan tetap bikin kangen jika berjauhan? Sudahkah kita bersyukur punya sahabat yang mengerti perasaan, yang bersedia menjadi tempat curhat ketika kita enggan bercerita pada orang tua dan saudara? Sudahka kita bersyukur memiliki tetangga sebaya yang peduli? Bukan saudara jauh yang datang pertama saat kita terbaring sakit, melainkan tetangga baik. Sudahkah kita bersyukur bertemu guru yang mampu membimbing, sabar menerima kekurangan, tidak bosan menasihati demi kemajuan prestasi, dan bersedia mengganti posisi orang tua di sekolah? Semoga Allah melipatgandakan rasa syukur ini sehingga bertambah terus karunia Allah untuk kita. Aamiin.
“Maka ingatlah kepadaKu, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu ingkar kepadaKu.” (Al-Baqarah: 152)